UNM Impikan Empat Fakultas Baru
BIROKRAT Universitas Negeri Makassar (UNM) tengah menggadang-gadang pendirian sejumlah fakultas baru. Rencananya, sembilan fakultas yang ada saat ini akan bertambah menjadi tiga belas fakultas.
Kelima fakultas yang hendak dibentuk di antaranya, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian (PTP) yang akan naik kelas menjadi Fakultas Teknologi Pertanian (FTP). Prodi PTP saat ini berada dalam naungan Fakultas Teknik (FT). Jika tidak ada aral melintang, pembentukan fakultas direncanakan akan rampung pada tahun 2018. Segala perangkat dokumen dan proposal syarat pendirian fakultas tengah dikebut oleh Ketua Prodi PTP, Andi Sukaenah bersama Guru Besar Perikanan, Patang.
Tak hanya itu, isu pembentukan Fakultas Ilmu Administrasi pun kian berhembus. Rencana ini terus bergulir sejak pertama kali digagas oleh Guru Besar Ilmu Administrasi, Haedar Akib pada 2014 lalu. Saat ini, terdapat tiga prodi dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS), yakni Ilmu Administrasi Negara, Pendidikan Administrasi Perkantoran, dan Ilmu Administrasi Bisnis yang akan menjadi bagian Fakultas Administrasi nantinya.
Pengajuan pembentukan fakultas juga masih datang dari para elit Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Dipelopori oleh Pembantu Dekan Bidang Akademik (PD I) Firman Umar yang menginginkan adanya Fakultas Hukum (FH) di kampus eks IKIP Ujung pandang ini. Hingga kini proposal pembentukannya pun masih dalam proses.
Terakhir, kampus LPTK ini juga kembali tak hanya berfokus pada disiplin ilmu kependidikan. Eks Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Hamzah Upu mengusulkan pembentukan Fakultas Kedokteran.
Menanggapi pendirian sejumlah fakultas, Rektor UNM, Husain Syam membenarkan hal tersebut. Hanya saja, menurutnya hingga kini belum ada satu pun proposal yang diusulkan ke Kemristekdikiti. Hal itu lantaran pihak kampus masih perlu melengkapi sejumlah dokumen dan syarat yang harus dipenuhi.
"Betul ada penambahan fakultas bahkan ada beberapa sudah akan selesai proposalnya. Seperti Fakultas Teknologi Pertanian saya usahakan tahun 2018 dibuka. Selain itu juga Fakultas Ilmu Administrasi dan Fakultas Hukum," katanya saat ditemui reporter Profesi, Rabu (8/3).
Senada dengan itu, Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I) UNM, Muharram turut mengamini rencana pembentukan fakultas tersebut.
Muharram pun menargetkan, rencana ini akan terealisasi hingga dua tahun kedepan. Target tersebut dengan mempertimbangkan proses pengerjaan proposal masih dalam proses.
"Komunikasi dengan beberapa dekan yang mengajukan proposal tetap berjalan. Ilmu Administrasi saat ini paling berpeluang, Teknologi Pertanian masih dalam proses, Hukum juga masih dalam pengerjaan, dan Kedokteran hingga kini masih dalam tahap dievaluasai," jelasnya.
Pria asal Pinrang ini menuturkan, pembentukan fakultas baru dilakukan demi mengembangkan sayap pendidikan di UNM. "Namanya juga untuk pengembangan pendidikan, kita harus dukung. apalagi pembentukan fakultas sudah ada anggaran tersendiri," tuturnya.
Rencana pembentukan fakultas baru tersebut turut ditanggapi oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNM terpilih, Mudabbir. Ia agak menyayangkan rencana birokrasi yang dianggap dapat memicu persolaan baru, seperti kurangnya fasilitas dan sum- ber daya manusia (SDM)
"Saya bukan tidak mendukung, boleh saja. Namun jangan sampai hal tersebut malah memicu persoalan lain. dengan menanam penyakit. Kalau boleh menyarankan, perbaiki dulu fasilitas yang ada di sembilan fakultas," ujarnya.
Mahasiswa angkatan 2013 ini melanjutkan, sebelum membuka fakultas baru, pihak kampus orange diminta menyelesaikan berbagai permasalahan yang melilit, yaitu gedung mangkrak, sarana dan prasarana yang belum lengkap, hingga iklim akademik.
Mestinya harus memperbai ki segala kekurangan yang ada kalau memang berniat seperti itu," harap mahasiswa Fakultas Psikologi ini.
Fakultas Ilmu Administrasi Terhalang Moratorium Kemenristekdikti
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah mengeluarkan kebijakan penangguhan (moratorium) pendirian fakultas non eksak pada perguruan tinggi. Kebijakan tersebut secara langsung menghambat rencana pembentukan Fakultas Ilmu Administrasi di UNM.
Rektor UNM, Husain Syam menjelaskan, adanya moratorium memperlambat laju pembukaan Fakultas Ilmu Administrasi. "Fakultas yang bukan eksakta harus menunggu moratorium dari kementerian, jadi kita harus menunggu. Kalau dibuka, kita secepatnya usulkan agar secepatnya dibangun," tuturnya.
Setelah dikonfirmasi, salah satu pengusul Fakultas Ilmu Administrasi, Haedar Akib pun membenarkan hal tersebut. Namun, Haedar tetap teguh pada pendirian fakultas ini akan berjalan meski adanya moratorium.
"Proposal telah hampir selesai. Komunikasi dengan rektor tetap berjalan dan ia meminta secepatnya dirampungkan. Saya merasa fakultas ini akan ada meskipun ada moratorium," tegasnya.
Selain adanya moratorium, Guru Besar Ilmu Administrasi ini juga mengakui persyaratan lain masih perlu dipenuhi sebelum pendirian Fakultas Ilmu Administrasi. la berujar, tenaga dosen yang tersedia tidak sesuai dengan mahasiswa yang ada. Bahkan menurutnya, Prodi Administrasi Bisnis belum memiliki dosen yang tetap. la pun mengakui hal ini menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebelum mendirikan Fakultas Ilmu Administrasi.
"Tidak hanya di Prodi Administrasi Bisnis. Prodi seperti Administrasi Perkantoran dan Administrasi Negara pun kekurangan tenaga dosen," akunya.
Lebih lanjut, pria asal Pangkep ini pun telah meminta penambahan dosen di tiga prodi yang menjadi cikal bakal pendirian fakultas nantinya. "Saya sudah sarankan penambahan dosen, baik itu yang telah ada atau diambil dari alumni terbaik dari ketiga prodi," bebernya.
"Saya juga menyesalkan, ada penambahan dosen kemarin tapi bukan pada prodi yang kekurangan dosen tapi pada prodi lain yang pada dasanya sudah memiliki banyak dosen," sesalnya.
Terkait dengan lokasi fakultas, Dewan Pakar Asosiasi Sarjana dan Praktisi Pendidikan Administrasi Perkantoran Indonesia ini pun sudah jauh-jauh hari mempersiapkan hal tersebut. Rencana awalnya, lantai 1 gedung FIS akan dijadikan markas baru Fakultas Ilmu Administrasi. Gambar denah dan pembagian ruangannya pun telah ada.
"Tapi kemarin saya usulkan gedung perpustakaan sebagai lokasi fakultas, sementara itu perpustakaan dipindahkan ke gedung Pinisi. Tapi kita lihat saja kedepannya, karena rektor juga mempunyai rencana un- tuk membuat gedung yang baru," pungkasnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Hasnawi Haris menuturkan mendukung pembangu nan Fakultas Ilmu Administrasi. Pihaknya pun tengah melengkapi beberapa dokumen sebagai syarat pendirian fakultas. "Proposalnya tengah dikebut dan kalau jadi langsung kami serahkan ke PR I. Saya mendukung adanya fakultas ini sebagai pengembangan pendidikan di UNM," tuturnya.
Menanggapi pendirian Fakultas Ilmu Administrasi, Ketua Majelis Perwakilan Mahasiswa (Maperwa FIS), Anwar menginginkan perlunya efektivitas tenaga pengajar saat ini.
"Dosen di FIS sendiri masih minim. Tak jarang ditemui beberapa dosen harus merangkap dua hingga empat mata kuliah untuk satu angkatan, belum angkatan yang lain," katanya.
Bukan hanya terkait dosen, terbatasnya ruang kuliah juga dikeluhkan mahasiswa angkatan 2012 ini. Menurutnya jumlah ruangan di FIS tidak sesuai dengan jumlah mahasiswa. Tak jarang mahasiswa harus diliburkan lantaran ruang kuliah yang dipakai mahasiswa lain.
"Kami di sini masih kekurangan ruangan, belum sarana dan prasarana yang lain yang belum lengkap. Perkuliahan pun tidak efektif," keluhnya.
Fakultas Teknik Siap Berbagi Lahan
Rektor UNM, Husain Syam optimis terkait usulan pendirian Fakultas Teknologi Pertanian. Usulan pendirian fakultas baru tersebut pertama kali dilontarkan melalui sambutannya pada Kuliah Umum bersama Menteri Pertanian, Amran Sulaiman di Ruang Teater, It. 3 Menara Pinisi, Sabtu (19/11) lalu.
Setelah itu, Eks Dekan Fakultas Teknik ini bersama tim perancangan proposal mulai mempersiapkan sejumlah kelengkapan syarat yang wajib dipenuhi. Di antaranya ialah adanya gedung fakultas.
"Fakultas Teknologi Pertanian sudah ada gambar denahnya. Lokasinya ada di area Fakultas Teknik, di bagian belakang bagian kiri yang masih banyak tanah kosong," jelasnya, Kamis (2/3).
Namun, pengusulan pendirian Fakultas Teknologi Pertanian tampaknya membutuhkan waktu lama. Pasalnya, sarana gedung yang menjadi kelengkapan fakultas masih belum tersedia. Sejumlah sivitas Prodi Pendidikan Teknologi Pertanian saat ini pun masih kerap mengalami keluhan karena keterbatasan lahan.
Ruang kelas hanya terdiri dari tiga unit. Bahkan, terdapat satu ruang kelas darurat berada di area Laboratorium Pertanian. Tak pelak, kelas darurat itu dinilai tidak kondusif dalam proses belajar mengajar karena banyaknya aktivitas selain perkuliahan. Mahasiswa lain kerap berlalu lalang mengurusi persoalan administrasi di ruang prodi dan kegiatan praktikum di tempat yang seatap.
Keluhan itu dilontarkan oleh Ketua Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknologi Pertanian, Ahmad Rif'an Muzaqi.
"Tentunya kami merasa tidak nyaman. Apa lagi kalau ada praktikum, belum lagi banyak orang lalu lalang. Tentunya sangat terganggu pembelajaran," ujarnya.
Mahasiswa angkatan 2014 ini pun mengeluhkan tidak sebandingnya antara ketersediaan ruang kelas dengan jumlah mahasiswa. Keempat ruang kelas tersebut harus digunakan bergilir oleh sedikitnya tiga angkatan.
Keterbatasan tersebut pun diakui oleh Ketua Prodi Pendidikan Teknologi Pertanian, Andi Sukaenah. "Ruang kelasnya untuk mahasiswa sering berebutan kuliah," akunya.
la pun berujar, ketersedian gedung masih menghambat berdirinya Fakultas Teknologi Pertanian. Sebelum tersedianya gedung fakultas yang memadai, rencana tersebut akan sulit terealisasi.
"Tidak mungkin kita tetap di area sekarang, masa ada fakultas dalam fakultas," ujarnya.
Alumni Unhas ini menambahkan, dirinya telah dijanjikan lahan di area Parangtambung. Lahan telah ada, namun pembangunan gedung kembali perlu butuh waktu.
Sementara terkait ketersediaan dosen, ia mengatakan hal tersebut tidak lagi menjadi masalah. Fakultas Teknologi Pertanian berkemungkinan akan merekrut tenaga pendidik dari unit kerja Prodi lain di UNM yang memiliki keterkaitan mata kuliah.
"Komunikasi dengan dosen yang bersangkutan sudah dilakukan dan setuju. Dosen dan kurikulumnya sudah rampung," tuturnya.
Draft borang pengusulan fakultas baru pun telah dalam tahap perampungan. Andi Sukaenah pun telah melakukan konsultasi dengan Pembantu Rektor Bidang Akademik (PRI) dan Pembantu Rektor Bidang Kerja Sama (PR IV) UNM.
"Tinggal melakukan konsultasi intens kembali dengan pak rektor untuk keputusan finalnya," katanya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik, Muhammad Yahya berujar, pendirian gedung kemungkinan besar masih berada di dalam wilayah Fakultas Teknik saat ini.
"Kampus untuk fakultas baru kemungkinan masih di area Teknik, masih ada lahan kosong dan sesuai untuk fakultas baru," bebernya
la pun telah menyetujui adanya pendirian Fakultas Teknologi Pen- didikan. "Saya pribadi setuju dengan adanya fakultas baru, karena hal tersebut bagian dari pengembangan dalam bagian Fakultas Teknik," katanya.
Fakultas Kedokteran Masih Angan-angan
Usulan Fakultas Kedokteran (FK) bukan baru-baru ini terdengar. Santer terdengar kabar pengusulan FK sejak Hamzah Upu menjabat sebagai Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam periode 2011-2015.
Saat itu, Alumnus S2 Deakin University, Australia ini menginginkan pembentukan prodi Kedokteran Herbal. Kini, proposal pendirian FK masih dalam proses pengerjaan.
Lebih lanjut, Hamzah Upu mengatakan, faktor utama penghambat dibentuknya FK ialah lokasi. Hingga saat ini pun belum ada tanda-tanda lokasi akan dibangunnya fakultas tersebut. "Untuk lokasi saat ini masih kita pikirkan karena lahan di UNM sudah ditempati semua," katanya
Perangkat lain yang dikeluhkan Hamzah Upu ialah soal minimnya tenaga dosen. Menurutnya, UNM dinilai harus merekrut dosen dari kampus lain yang mempunyai keahlian di bidang kedokteran. "Tenaga pengajar bahkan dibilang tidak ada. Tapi saya usulkan agar merekrut dosen luar yang sudah memiliki kompetensi khusus di bidang kedokteran," tuturnya.
Sementara itu, Rektor UNM, Husain Syam mengatakan rencana pembangunan FK saat ini dalam proses. Namun, menurutnya pengadaan FK bukan target utama. "Rencana saya juga bangun FK tapi setelah pembangunan fakultas lain," ujarnya.
Terkait lokasi FK jika terbentuk, Husain Syam berencana akan mengalihkannya ke Gedung Program Pascasarjana (PPs). Hal itu akan dilakukan apabila PPs telah berlokasi di Menara Tellu Cappa yang kini masih mangkrak pembangunannya.
Pendirian Fakultas Hukum, Persiapan Belum Matang
Pendirian Fakultas Hukum tampaknya masih perlu mematangkan persiapan. Hal ini dikarenakan hingga kini Fakultas Hukum belum memiliki satupun program studi yang saat ini ada di UNM. Salah satu syarat berdirinya fakultas ialah harus mempunyai prodi.
Diakui, Pembantu Dekan Bidang Akademik (PD I) Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNM, Firman Umar menuturkan rencana pendirian Fakultas Hukum dinilai terlalu dini. "Syarat berdirinya fakultas kan harus ada dulu prodi. Nah, sekarang belum ada Prodi Hukum sama sekali," ujarnya.
Firman Umar menuturkan, pihaknya akan melakukan sesuai prosedur dengan membentuk prodi terlebih dahulu. "Jadi kita tunggu hingga ada prodi, baru selanjutnya kita usulkan pendirian fakultas. Saat ini kami tengah mengebut proposal pendirian Prodi Hukum yang sudah 90% jadi," terangnya.
Namun, rencana tersebut kembali menemui penghalang lantaran pendirian Prodi Hukum juga terkena moratorium dari Kemeristekdikti "Walaupun proposal sudah jadi, kita harus menunggu moratorium. Jadi perlu bersabar. Kalau sudah dibuka, secepatnya didaftarkan," janjinya.
Untuk ketersediaan dosen, Guru Besar Ilmu Hukum ini mengatakan, telah memenuhi syarat untuk pendirian sebuah prodi. "Kalau tenaga dosen di bidang Hukum sangat banyak. Kami mempunyai tiga guru besar dan lebih sepuluh doktor," katanya.
Sementara itu, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa FIS, Saenal menilai pendirian Fakultas Hukum bukanlah langkah yang tepat. "Kurang tepat kalau ada penambahan fakultas. Lebih baik birokrasi memaksimalkan fakultas yang ada," kritiknya.
*Tulisan ini terbit di Tabloid LPM Profesi UNM edisi 211.
Posting Komentar